Krisis Visual Budaya, Kang Cucu Tagih Gapura Berjati Diri Karawang

Krisis Visual Budaya, Kang Cucu Tagih Gapura Berjati Diri Karawang

Karawang,  Jpnnewss.com  – Di tengah ramainya perbincangan publik mengenai desain gapura di Gedung Sate, seniman dan budayawan Karawang, Kang Cucu, justru menjadikan kontroversi tersebut sebagai reflektor tajam untuk melihat kondisi kota kelahirannya.

Menurutnya, polemik itu menjadi pemantik kesadaran bahwa Karawang kota dengan sejarah panjang kini tengah menghadapi krisis identitas budaya yang harus segera dipulihkan.

Bagi Kang Cucu, perdebatan di tingkat provinsi malah mengarahkan pandangannya kepada masalah lebih mendasar yang terjadi di Karawang: jati diri budaya yang semakin luntur.

“Di saat banyak orang sibuk berdebat pro dan kontra, saya justru teringat pada jati diri Karawang. Peristiwa itu mengingatkan bahwa Karawang juga sedang mengalami krisis identitas. Karawang harus berani bertindak,” ujar Kang Cucu.

Kang Cucu menekankan bahwa inspirasi yang ia maksud bukanlah dukungan personal, melainkan apresiasi terhadap filosofi anomali yang diterapkan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM), yang menurutnya terbukti berhasil menghidupkan kembali identitas budaya Sunda.

“Fokus saya adalah pada filosofi anomali yang dilakukan KDM. Dulu banyak yang mencibir ornamen seperti janur, lampion, atau pohon berkain poleng. Tapi KDM menunjukkan adanya keterkaitan sejarah Kesundaan dengan Bali. Dari racikan itu, jati diri Sunda kembali bangkit. Banyak yang mulai menggali akar kulturalnya. Purwakarta akhirnya memiliki genius loci yang kuat,” jelasnya.

Menurut Kang Cucu, apa yang dilakukan KDM seharusnya menjadi pembelajaran penting bagi Karawang, terutama dalam menghadirkan representasi visual identitas daerah.

“Saat kita masuk Purwakarta, kita langsung disambut gapura yang jelas menjadi penanda dan pembeda. Inilah yang seharusnya diserap oleh Karawang. Gapura selamat datang, batas kota, dan ornamen khas Karawang harus menjadi visualisasi sejarah Sunda Karawang,” tegasnya.

Kang Cucu menyoroti kontras antara kekayaan sejarah Karawang dari Candi Jiwa, Candi Lanang, hingga Candi Blandongan dengan minimnya representasi visual budaya di ruang publik. Ia menyampaikan metafora mendalam untuk menggambarkan kondisi tersebut.

“Karawang sekarang ibarat seorang anak yang terpisah dari ibunya. Identitas Sunda adalah rahim sejarah yang seharusnya memelihara kita. Jika kita mengabaikannya, kita kehilangan ibu yang melahirkan peradaban kita,” kritiknya.

Ia mendorong agar desain gapura Karawang dibangun ulang dengan merujuk pada motif-motif cagar budaya, filosofi lumbung padi, serta spirit seni Jaipongan sebagai representasi autentik jati diri Karawang.

Di akhir pernyataannya, Kang Cucu menegaskan bahwa kebangkitan jati diri ini bukan hanya keinginan individu, tetapi tanggung jawab kolektif seluruh warga Karawang.

“Ini adalah urgensi kultural. Sampai kapan orang Sunda kehilangan identitas Kesundaannya? Karawang harus berani menerapkan pemikiran anomali agar kembali menjadi kota yang berakar kuat. Sudah saatnya jati diri Karawang yang terkikis ini dibangkitkan!”

(Aisah)

Olahraga

Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Karawang mulai bersiap menghadapi Pekan Olahraga Provinsi

Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Karawang mulai bersiap menghadapi Pekan Olahraga Provinsi

KARAWANG – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Karawang mulai bersiap menghadapi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Barat 2026. Meski

Advertisement